Minggu, 12 Mei 2013

Mengenal VAT"69", Pasukan Khusus Kepolisian Malaysia (PDRM)

File:Crest of the 69 Komando.png File:Crest of the Special Actions Unit.PNGMengenal VAT"69", Pasukan Khusus Kepolisian Malaysia




VAT69/Unit Tindak Khas merupakan dua satuan khusus Polis Diraja Malaysia yang bermarkas di Brigade Utara (Britara) Ulu Kinta, Perak dan Mabes PDRM Bukit Aman, Kuala Lumpur, Divisi ini berada dibawah tanggung jawab Divisi Keselamatan dan Ketertiban Dalam Negeri

VAT69 ini diberi julukan sebagai Task Force, Charlie Force dan Special Project Team karena telah dilatih khusus oleh satuan khusus Special Air Service Inggris pada tahun 1969 untuk meredam aksi-aksi separatis komunis oleh Partai Komunis Malaya.

Dalam bahasa Inggris, pasukan khusus ini disebut sebagai VAT 69 ( Very Able Troopers 69 ) yang berarti Pasukan Bermobilitas Tinggi 69. Angka 69 ini diambil dari posisi ngeseks !.maaf cuma bercanda,angka 69 ini diambil karena mereka dibentuk pada tahun 1969, dirancang sebagai unit tempur khusus untuk menanggulangi segala bentuk pertempuran dan taktik gerilya oleh teroris atau pemberontak komunis.

Angka "69" juga bisa berarti karambit (pisau kecil yang dijadikan senjata oleh orang Melayu di zaman Kesultanan Melaka) yang maknanya membunuh dengan senyap.

Pembentukan satuan ini berawal dari ide Menteri Pembangunan dan Keselamatan Dalam Negeri Malaysia,(Alm.) Tun Dr. Ismail untuk membentuk satuan khusus untuk menangani gangguan "Darurat komunis" pada tahun 1969.

Pada Oktober 1969, dari 1600 personel Pasukan Polis Hutan (sekarang Pasukan Gerak Umum, PGA) yang terdaftar,terpilihlah 60 personel untuk mengikuti kursus dasar komando.

Staf pengajarnya dari SAS Inggris yang telah dikirim ke pusat pelatihan di Fort Kemar, Perak untuk melatih peleton percobaan VAT69. Diakhir pelatihan ini, hanya 30 personel saja yang mampu menyelesaikan kursus tersebut dan merupakan unit pertama VAT69.

Pada tahun 1970-an, satuan khusus ini memulai operasinya dan dikirim ke hutan untuk memberantas gerilyawan komunis. Dalam operasi tersebut, banyak gerilyawan komunis tewas, luka-luka dan ada yang berhasil ditangkap serta menyita sejumlah senjata dan perlengkapan yang digunakan komunis.

Pada tahun 1977, satuan VAT69 telah ditingkatkan menjadi 3 pasukan dan dilatih langsung oleh instruktur dari SAS Selandia Baru.

Pada tahun 1980, unit ini sudah memiliki perlengkapan khusus dan kebutuhan logistis sendiri.




Unit Tindak Khas

Unit Tindak Khas adalah satuan khusus kedua PDRM setelah VAT69. Satuan ini ditugasi menangani kasus kejahatan kriminal bersenjata di kawasan diperkotaan.

Unit ini dirancang dari peristiwa penyanderaan oleh anggota teroris Tentara Merah Jepang yang telah menjadikan 50 warga Amerika Serikat dan Swedia serta warga lokal sebagai sandera di Konsultan Amerika Serikat di bangunan AIA, Kuala Lumpur pada bulan Agustus 1975, 2 tahun setelah peristiwa penyanderaan di Munich, Jerman oleh teroris Black September Palestin pada tahun 1973.

Anggota teroris mengemukakan tuntutan kepada Amerika untuk membebaskan 5 orang ahlinya yang telah ditangkap dan diterbangkan ke Libya.

Anggota tim Unit Tindak Khas telah mendapat pelatihan dari instruktur SAS dan ditingkatkan mobilitasnya dengan taktis yang mirip SWAT Amerika dan dilengkapi dengan persenjataan seperti pistol S&W .38 dan Colt M1911A1 serta senapan serbu Colt M16A1, memiliki fungsi setara SWAT.

Dalam seleksi, hanya 20 orang personel sahaja yang telah berhasil dalam pemilihan ini. Satuan ini juga menjalankan perlindungan khusus di "Stadium Nasional Bukit Jalil sempena Sukan Komanwel 1998" bersama dengan Grup Gerak Khas Angkatan Darat Malaysia dan juga melindungi tokoh terkenal malaysia.

Pada 20 Oktober 1997, kedua unit ini digabungkan menjadi satu unit baru yaitu Pasukan Gerak Khas, diresmikan oleh Perdana Menteri Malaysia saat itu, Dato' Sri Dr Mahathir bin Mohamad dan Kepala Kepolisian Malaysia, Tan Sri Rahim Noor.

Dibawah tanggungjawab kepala divisi yang sama, satuan khusus baru PDRM ini menjalankan operasi khusus sebagaimananya satuan elite yang lain.


Materi pelatihan

Pelatihan dasar VAT69 dibagi menjadi tiga tahap;

Tahap Pertama
Siswa akan melaksanakan pendidikan teknik patroli.

Tahap Kedua
Semua siswa akan mempelajari keahlian dan pelajaran seperti penjejakan, komunikasi, medis lapangan dan bahan peledak. Tahap ini juga termasuk pembuatan perangkap 'D.I.Y' booby traps, teknik peledakan dan demolisi.

Tahap Ketiga
Pelatihan terakhir para siswa dites untuk semua aspek keahlian dan pelajaran yang sudah dipelajari. Pada tahap ini, perhatian khusus diberikan pada siswa yang memiliki potensi sebagai pimpinan patroli.

Dasar Terjun Payung

Peterjun payung VAT69 dimulai pada 1978 saat 65 perwira dan personel dikirim ke Hua Hin, Thailand untuk dilatih oleh instruktur dari Sekolah Latihan Terjun Payung Pasukan Perbatasan Kepolisian Kerajaan Thailand. Latihan dasar terjun payung dilaksanakan selama satu bulan dimana setiap siswa melakukan terjun statis. Setiap siswa harus melakukan 10 kali terjun termasuk sekali diair. Setelah mendapatkan wing, semua siswa dilatih terjun bebas atau kursus lanjut (HALO / HAHO).

Unit latih Para VAT69 bertanggung jawab untuk mensupervisi latihan terjun payung dari tingkat dasar sampai tingkat lanjut, termasuk rappelling & abseiling dari helikopter.


Latihan Dasar CQB (Close Quarters Combats/Pertempuran Jarak Dekat) dan Penyanderaan

Latihan CQB dilakukan oleh instruktur VAT69 sendiri. Kursus ini dikhususkan untuk taktis dan teknik operasi anti-teror. Diantaranya adalah pembebasan sandera di dalam gedung, pesawat udara dan kereta api.


Latihan Dasar Menyelam

Keahlian lain yang diterapkan dalam VAT69 adalah menyelam, sekitar separuh dari anggota VAT69 mampu melaksanakan misi penyelaman. Pelatihan selama satu bulan dilanjutkan dengan kursus ’Dive Master’ dengan kemampuan penyelaman sedalam 150 kaki (50 meter). Mereka dapat dikerahkan dari pesawat helikopter.


Secara umum keberhasilan personel VAT69 membuka kemungkinan mengikuti tingkat master untuk perang gerilya/hutan, FIBUA / OBUA / MOUT, sniper, SAR, parachute, CQB, pertempuran tangan kosong, komunikasi, selam tempur, perobatan, perlindungan terbuka dan juga penanganan kapal. Keputusan VAT69 untuk mengadopsi kebijakan cross-training dibuat bagi semua personel untuk memiliki lebih dari satu keahlian. Setiap tahun beberapa anggota VAT69 juga dikirim untuk mengikuti latihan di luar negeri.

Operasi yang diketahui

1969 - VAT69 memulakan operasi pertamanya di hutan dan berhasil menumpasi sejumlah teroris komunis dan menyita kesemua senjata dan perlengkapan komunis.

19 November 1985 - VAT69 Anti-teror PDRM bersama semua formasi PDRM menyerbu kediaman Ibrahim Mahmud atau Ibrahim Libya di Kampung Memali, Baling, Kedah yang menyebabkan ia tewas ditembak berpuluh kali di dadanya bersama 13 warga Memali dalam operasi dinamai Ops Hapus. Seorang perwira paramiliter PPH dan dua anggota kepolisian turut tewas, dipercayai tertembak sesama sendiri.

Berikutan peristiwa kejahatan bajak laut di Sabah, VAT69 dikirim untuk menumpasinya.

Oktober 1985 - Unit Tindak Khas terlibat dalam operasi pembebasan sandera seorang doktor dan pembantunya oleh enam tahanan yang dikepalai oleh seorang penjahat warga Singapura, Jimmy Chua di Penjara Pudu. Enam hari kemudiannya, sandera tersebut berhasil diselamatkan dalam penyergapan satuan ini dan Jimmy akhirnya dijatuhi vonis hukuman gantung sampai mati.

Pada tahun 1994 - seorang buronan penjahat dari Filipina, Rizal Aleh telah kabur ke Sabah bersama bapanya dan memulakan kejahatan lanun di situ. VAT69 dikepalai oleh DSP Mohd Noor Razak dikirim ke Sabah dalam operasi yang dinamai Ops Rambo II, menyebabkan terberkasnya Rizal dan bapanya bersama 30 pengikutnya dan dihadapkan ke pengadilan Semenanjung atas kejahatan yang dilakukan. Rizal dan bapanya dikirim semula kepada Pemerintah Filipina karena kedua-duanya adalah buronan yang paling dicari oleh pemerintah negara tersebut.

29 Juni 1993 - Unit Tindak Khas Mabes PDRM menyerbu kediaman buronan penjahat P. Kalimuthu atau Bentong Kali di Medan Damansara, Selangor menyebabkan buronan tersebut tewas ditembak mati dalam penyergapan itu.

2013 - Operasi pemberantasan penyusup Kesultanan Sulu (OPS Daulat)