Pangkalan militer AS di Darwin yang hanya berjarak 820 km (500 mil) dari Indonesia, akan digunakan untuk memerdekakan Papua
Keberadaan pangkalan itu akan memudahkan AS mengirimkan pasukan ke Papua dengan alasan untuk perdamaian
Skenario yang akan dijalankan AS dengan referendum di Papua serta memunculkan kerusuhan. Kerusuhan ini juga menjadi alasan menurunkan pasukan internasional yang di dalamnya terdapat pasukan AS.
Dalam jangka panjang pangkalan militer AS di Darwin-Australia yang terdekat ke wilayah kita merupakan potensi ancaman kedaulatan NKRI di Papua yang sarat kepentingan AS
Penempatan 2.500 personel Marinir Amerika Serikat (AS) di Darwin, Australia, dinilai sebagai ancaman bagi situasi damai di Asia Tenggara. Sebab, hal ini dinilai dapat menimbulkan ketegangan baru.
Selama ini wilayah ASEAN merupakan zona damai dan bukan wilayah konflik. Sehingga penempatan marinir AS di sana dinilai tidak tepat.
Keberadaan pangkalan itu akan memudahkan AS mengirimkan pasukan ke Papua dengan alasan untuk perdamaian
Skenario yang akan dijalankan AS dengan referendum di Papua serta memunculkan kerusuhan. Kerusuhan ini juga menjadi alasan menurunkan pasukan internasional yang di dalamnya terdapat pasukan AS.
Dalam jangka panjang pangkalan militer AS di Darwin-Australia yang terdekat ke wilayah kita merupakan potensi ancaman kedaulatan NKRI di Papua yang sarat kepentingan AS
Penempatan 2.500 personel Marinir Amerika Serikat (AS) di Darwin, Australia, dinilai sebagai ancaman bagi situasi damai di Asia Tenggara. Sebab, hal ini dinilai dapat menimbulkan ketegangan baru.
Selama ini wilayah ASEAN merupakan zona damai dan bukan wilayah konflik. Sehingga penempatan marinir AS di sana dinilai tidak tepat.
ini beritanya :
Pangkalan Militer AS di Darwin Bahaya bagi Indonesia
Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dibangunnya pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Darwin Australia.
“Pangkalan militer AS di Darwin akan digunakan untuk memerdekakan Papua,” kata pengamat intelijen AC Manullang kepada itoday, Kamis (17/11).
Menurut AC Manullang, keberadaan pangkalan itu akan memudahkan AS mengirimkan pasukan ke Papua dengan alasan untuk perdamaian. “Pelanggaran HAM yang terjadi di Papua akan menjadi alasan AS melalui PBB mengirimkan pasukannya di Papua,” ungkapnya.
Kata Manullang, Skenario yang akan dijalankan AS dengan referendum di Papua serta memunculkan kerusuhan. “Kerusuhan ini juga menjadi alasan menurunkan pasukan internasional yang di dalamnya terdapat pasukan AS,” papar Manullang.
Selain itu, pangkalan itu akan menjadi kekuatan untuk menandingi Cina di kawasan ASEAN. “AS sangat berkepentingan agar ASEAN dan kawasan Pasifik tidak secara militer tidak dikuasai Cina,” pungkasnya.
Sebagaimana berita di Sydney Morning Herald bahwa pemerintah Australia sudah menyetujui dibangunnya pangkalan militer AS di Darwin untuk memperkuat komando pasifik negara Paman Sam tersebut./ indonesiatoday.in/ Penulis: Achsin Kamis, 17 November 2011 22:00
“Pangkalan militer AS di Darwin akan digunakan untuk memerdekakan Papua,” kata pengamat intelijen AC Manullang kepada itoday, Kamis (17/11).
Menurut AC Manullang, keberadaan pangkalan itu akan memudahkan AS mengirimkan pasukan ke Papua dengan alasan untuk perdamaian. “Pelanggaran HAM yang terjadi di Papua akan menjadi alasan AS melalui PBB mengirimkan pasukannya di Papua,” ungkapnya.
Kata Manullang, Skenario yang akan dijalankan AS dengan referendum di Papua serta memunculkan kerusuhan. “Kerusuhan ini juga menjadi alasan menurunkan pasukan internasional yang di dalamnya terdapat pasukan AS,” papar Manullang.
Selain itu, pangkalan itu akan menjadi kekuatan untuk menandingi Cina di kawasan ASEAN. “AS sangat berkepentingan agar ASEAN dan kawasan Pasifik tidak secara militer tidak dikuasai Cina,” pungkasnya.
Sebagaimana berita di Sydney Morning Herald bahwa pemerintah Australia sudah menyetujui dibangunnya pangkalan militer AS di Darwin untuk memperkuat komando pasifik negara Paman Sam tersebut./ indonesiatoday.in/ Penulis: Achsin Kamis, 17 November 2011 22:00
Rencana Penempatan Militer AS di Darwin Ancam Perdamaian ASEAN
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penempatan 2.500 personel Marinir Amerika Serikat (AS) di Darwin, Australia, dinilai sebagai ancaman bagi situasi damai di Asia Tenggara. Sebab, hal ini dinilai dapat menimbulkan ketegangan baru.
Selama ini wilayah ASEAN merupakan zona damai dan bukan wilayah konflik. Sehingga penempatan marinir AS di sana dinilai tidak tepat.
“Memang ada wilayah yang berpotensi dapat menimbulkan ketegangan lokal, seperti masalah gugus pulau Spartly yang diklaim oleh Vietnam, Philipina, Brunei dan China,” jelas Wakil Ketua Komisi I dari PDIP, Tubagus Hasanuddin, dalam pesan singkatnya, Kamis (17/11).
Dia mengatakan masalah ini sepakat diselesaikan tanpa harus menggunakan kekuatan militer. Penempatan pasukan di Darwin yang merupakan jarak terdekat dari Australia ke wilayah Asean dinilainya dapat menimbulkan kecurigaan Cina terhadap peran AS di Filipina dan Taiwan.
“Presiden Obama perlu menjelaskan penambahan pasukan ini kepada negara-negara Asean agar tidak menimbulkan saling curiga diantara sesama negara Asean,” paparnya.
Sebelumnya, sebuah surat kabar Australia melaporkan Presiden Barack Obama akan mengumumkan dalam kunjungannya minggu depan terkait rencana kehadiran Angkatan Laut Amerika Serikat di Darwin.
Presiden Obama akan berpidato kepada para tentara di Darwin selama kunjungannya. Namun pihak Gedung Putih menolak untuk mengkonfirmasi apabila persetujuan tersebut telah dicapai.
Pihak oposisi Australia mengatakan mereka tidak mempercayai kemungkinan perluasan kehadiran militer Amerika Serikat di Australia yang merupakan tindakan provokasi terhadap Cina.
Juru bicara pihak oposisi bidang Imigrasi, Scott Morrison mengatakan perluasan tersebut hanya berfungsi sebagai hubungan persekutuan antara Australia dan Amerika Serikat.
Ia menambahkan hubungan Australia dengan Cina akan tetap kuat, dan salah satu alasannya adalah kedua negara mendapatkan banyak keuntungan dari hubungan tersebut. Republika – Kam, 17 Nov 2011.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penempatan 2.500 personel Marinir Amerika Serikat (AS) di Darwin, Australia, dinilai sebagai ancaman bagi situasi damai di Asia Tenggara. Sebab, hal ini dinilai dapat menimbulkan ketegangan baru.
Selama ini wilayah ASEAN merupakan zona damai dan bukan wilayah konflik. Sehingga penempatan marinir AS di sana dinilai tidak tepat.
“Memang ada wilayah yang berpotensi dapat menimbulkan ketegangan lokal, seperti masalah gugus pulau Spartly yang diklaim oleh Vietnam, Philipina, Brunei dan China,” jelas Wakil Ketua Komisi I dari PDIP, Tubagus Hasanuddin, dalam pesan singkatnya, Kamis (17/11).
Dia mengatakan masalah ini sepakat diselesaikan tanpa harus menggunakan kekuatan militer. Penempatan pasukan di Darwin yang merupakan jarak terdekat dari Australia ke wilayah Asean dinilainya dapat menimbulkan kecurigaan Cina terhadap peran AS di Filipina dan Taiwan.
“Presiden Obama perlu menjelaskan penambahan pasukan ini kepada negara-negara Asean agar tidak menimbulkan saling curiga diantara sesama negara Asean,” paparnya.
Sebelumnya, sebuah surat kabar Australia melaporkan Presiden Barack Obama akan mengumumkan dalam kunjungannya minggu depan terkait rencana kehadiran Angkatan Laut Amerika Serikat di Darwin.
Presiden Obama akan berpidato kepada para tentara di Darwin selama kunjungannya. Namun pihak Gedung Putih menolak untuk mengkonfirmasi apabila persetujuan tersebut telah dicapai.
Pihak oposisi Australia mengatakan mereka tidak mempercayai kemungkinan perluasan kehadiran militer Amerika Serikat di Australia yang merupakan tindakan provokasi terhadap Cina.
Juru bicara pihak oposisi bidang Imigrasi, Scott Morrison mengatakan perluasan tersebut hanya berfungsi sebagai hubungan persekutuan antara Australia dan Amerika Serikat.
Ia menambahkan hubungan Australia dengan Cina akan tetap kuat, dan salah satu alasannya adalah kedua negara mendapatkan banyak keuntungan dari hubungan tersebut. Republika – Kam, 17 Nov 2011.
Apa sebetulnya yang menjadi agenda AS di Indonesia?
Apa sebetulnya yang menjadi agenda AS di Indonesia, Asia Tenggara bahkan Pasifik ?
Boleh jadi penempatan pasukan AS di Australia lebih dimaksudkan untuk kepentingan lain. Seperti untuk mengantisipasi perubahan politik yang bakal terjadi di Indonesia, khususnya di Papua. Sebab secara geografis, letak Darwin lebih dekat dengan Papua ketimbang wilayah Asia Tenggara yang menjadi daerah pergerakan China.
Sementara di provinsi Papua sendiri sedang muncul penolakan oleh penduduk setempat atas PT Freeport. Padahal perusahaan yang 97% sahamnya dimiliki investor AS itu, sudah beroperasi sejak awal 1970-an.
Dalam beberapa pekan terakhir, Freeport juga terus digoyang oleh kegiatan bersifat anarkis. Warga AS sudah ada yang menjadi korban. Selain soal Freeport, penduduk lokal makin ramai mendukung perjuangan kelompok separatis yang mau memerdekakan Papua.
Di AS sendiri sudah lama terbentuk sebuah lobi yang menginginkan agar Papua didukung menjadi sebuah negara merdeka. Walaupun pemerintah AS secara resmi selalu membantah setiap tudingan yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Washington ikut bermain politik di Papua./ pesatnews.com, 20-Nopember-2011, 17:00 PM
Apa sebetulnya yang menjadi agenda AS di Indonesia, Asia Tenggara bahkan Pasifik ?
Boleh jadi penempatan pasukan AS di Australia lebih dimaksudkan untuk kepentingan lain. Seperti untuk mengantisipasi perubahan politik yang bakal terjadi di Indonesia, khususnya di Papua. Sebab secara geografis, letak Darwin lebih dekat dengan Papua ketimbang wilayah Asia Tenggara yang menjadi daerah pergerakan China.
Sementara di provinsi Papua sendiri sedang muncul penolakan oleh penduduk setempat atas PT Freeport. Padahal perusahaan yang 97% sahamnya dimiliki investor AS itu, sudah beroperasi sejak awal 1970-an.
Dalam beberapa pekan terakhir, Freeport juga terus digoyang oleh kegiatan bersifat anarkis. Warga AS sudah ada yang menjadi korban. Selain soal Freeport, penduduk lokal makin ramai mendukung perjuangan kelompok separatis yang mau memerdekakan Papua.
Di AS sendiri sudah lama terbentuk sebuah lobi yang menginginkan agar Papua didukung menjadi sebuah negara merdeka. Walaupun pemerintah AS secara resmi selalu membantah setiap tudingan yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Washington ikut bermain politik di Papua./ pesatnews.com, 20-Nopember-2011, 17:00 PM
Waspada zionist = comunis baca di sini http://www.davidduke.com
BalasHapus